PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian hepatitis menggambarkan inflamasi dari hati.
Hepatitis dapat disebabkan oleh alkohol, obat-obatan, penyakit autoimun,
penyakit metabolik dan virus.
Hepatitis virus akut merupakan penyebab ikterus yang
tersering pada kehamilan. Hepatitis virus A, B, C dan D tampaknya tidak
mempunyai efek buruk pada kehamilan pada wanita dengan gizi baik yang menerima
perawatan medik yang baik. Hepatitis E, yang jarang pada daerah industri,
sepertinya dihubungkan dengan resiko tinggi kematian maternal.
Insidens hepatitis bervariasi diseluruh dunia. Di Amerika
Utara dan Eropa bagian Utara, insidens rendah hanya 0,03%-0,1%, dimana Afrika,
India, dan Timur Tengah insidensnya lebih tinggi sekitar 3%-20%. Penelitian di Eropa dan Amerika Utara telah menunjukkan
tidak ada perbedaan dalam perjalanan proses hepatitis antara yang hamil dan
tidak hamil. Penelitian pada
negara-negara berkembang di dunia ditemukan insidens hepatitis fulminan dan
kematian bayi lebih tinggi. Variasi
ini berdasarkan perbedaan populasi, status nutrisi dan pemeriksaan antenatal.
Secara normal, kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit hepatitis, kecuali wanita hamil menderita hepatitis E, dimana
dapat menjadi lebih parah pada beberapa kasus. Kehamilan itu sendiri tidak akan
mempercepat proses penyakit ataupun menyebabkan penyakit menjadi lebih parah.
Di negara-negara maju, sudah merupakan keharusan setiap
ibu hamil yang datang pertama kali untuk kontrol dilakukan skrening untuk
hepatitis terutama hepatitis B & C.
KEHAMILAN
DENGAN HEPATITIS
A.
HEPATITIS A
1.
Pengertian
Hepatitis A, merupakan enterovirus RNA, mempunyai masa
inkubasi antara 15-50 hari dan ditularkan melalui fekal-oral atau melalui
makanan & minuman yang terkontaminasi.
2. Penyebab
Penyebab hepatitis A adalah virus hepatitis A (HAV).
Virus ini merupakan virus RNA positif dan pertama kali ditemukan (dengan
mikroskop elektron) pada tahun 1973. Virus hepatitis A mengganggu fungsi liver
sambil terus berkembang biak di sel-sel liver. Akibat dari gangguan ini sistem
kekebalan tubuh bekerja untuk memerangi virus tersebut. Dalam proses ini, bisa
terjadi kerusakan yang berakhir pada peradangan liver.
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
3. Patofisiologis
Saat terjadinya infeksi seperti akibat dari serangan
virus, maka fungsi liver mengalami kerusakan ataupun gangguan. Pada saat fungsi
liver normal, semua zat diolah oleh liver, namun saat fungsinya terganggu, maka
racun atau toksin dalam tubuh tidak berhasil diolah dan tetap tinggal. Jika hal
ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama, racun itu akan terus bertambah
dan akan merusak tubuh karena racun akan menyebar ke organ-organ lainnya.
Diagnosa terhadap liver bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya racun atau
toksin tersebut. Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap hepatitis kronis
atau tidak adalah dengan menjalani tes darah.
Ada tiga cara diagnosa hepatitis yang umum dilakukan
yaitu :
·
Tes
fungsi hati / liver
·
Pemeriksaan
protein liver
·
Biopsi
liver
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
4. Penyebaran
HAV disebarkan lewat kotoran atau tinja penderita.
Penyebarannya disebut faecal-oral (tinja ke mulut) karena biasanya tangan
secara tidak sengaja menyentuh benda bekas terkena tinja (di kamar mandi umum
biasanya) dan kemudian menggunakannya untuk makan. Karena itu, dalam lingkungan
yang buruk sanitasi, tidak mempunyai toilet sendiri dan harus MCK (Mandi, Cuci,
Kakus) di WC umum, kemungkinan terkena virus hepatitis A menjadi lebih besar.
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
5. Tanda
dan gejala
·
Cepat
lelah
Salah
satu gejala dari penyakit Hepatitis A adalah kelelahan kronis. Hati mempunyai
tanggung jawab untuk menyimpan energi untuk kebutuhan tubuh dalam menjalankan
fungsinya. Jika hati rusak, energi yang anda butuhkan untuk melakukan aktivitas
setiap harinya mungkin tidak tersedia. Hal
itu yang menyebabkan kelelahan.
·
Demam
Hati
yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati terinfeksi suatu
penyakit (misalnya Hepatitis A), hati menjadi bengkak. Sel hati mulai
mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Tubuh yang telah
terinfeksi oleh virus metabolismenya meningkat, sehingga suhu tubuh juga akan
meningkat.
·
Anoreksia
Hilangnya
nafsu makan yang ekstrem dikarenakan adanya rasa mual muntah.
·
Ikterus
Terjadi
gangguan pada hepar sehingga tidak bisa melakukan fungsinya dalam mengontrol
pengeluaran bilirubin, sehingga kadar bilirubin meningkat dan terjadi hiperbilirubinemia
atau ikterus.
6. Kehamilan
dengan hepatitis A
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa hepatitis A
merupakan agen teratogenik dan resiko transmisi vertical dari hepatitis A akut
ke janin sangat rendah, dan bila antibodi IgM ada pada ibu saat trimester
ketiga, pengobatan profilaksis pada bayi baru tidak perlu diberikan.
Bagaimanapun, jika antigen hepatitis A terdapat pada kotoran pada saat
kelahiran bayi atau, mungkin, ketika penyakit terjadi nanti 2-3 minggu terakhir
kehamilan, bayi baru lahir harus mendapatkan profilaksis immunoglobulin karena
bisa tertular dari ibu. Kehamilan dengan hepatitis A tidak menyebabkan
peningkatan angka kematian ibu. Jika bayi baru lahir terpapar, infeksi biasanya
ringan dan mereka akan mempunyai kekebalan seumur hidup.
7. Penanganan
Terapi simptomatis adalah sangat penting untuk
mengisolasi wanita hamil yang terinfeksi untuk menghindari penularan. Terapi
simptomatis disini termasuk mencegah dehidrasi dan pemberian nutrisi yang
adekuat dan istirahat. Biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Wanita hamil yang
telah terpapar infeksi dapat diberikan imuno-γ-globulin (0,02 mg/kgBB). Terapi ini hanya efektif jika
diberikan dalam waktu 2 minggu. Vaksinasi hepatitis A dapat diberikan bersamaan
dengan imuno-γ-globulin. Dengan vaksinasi akan melindungi kadar antibodi dalam 10-14 hari.
Telah dilaporkan bahwa efektivitas vaksinasi lebih dari 90%.
B.
HEPATITIS
B
1.
Pengertian
Virus hepatitis B (HBV) adalah virus DNA rantai ganda
yang merupakan penyebab hepatitis akut pada kehamilan yang paling sering. Masa
inkubasi dari waktu terpapar sampai muncul gejala adalah 6 minggu sampai 6
bulan.
2. Penyebab
Terjadinya hepatitis B, disebabkan oleh virus hepatitis B
(HBV) yang terbungkus serta mengandung genoma DNA melingkar. Virus ini merusak
fungsi liver dan sambil merusak dan terus berkembang biak dalam sel-sel
liver/hati (hepatocytes).
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
3. Patofisiologis
Virus ini merusak fungsi liver dan terus berkembang biak
dalam sel-sel liver/hati (hepatocytes). Akibat serangan ini, system kekebalan
tubuh kemudian memberi reaksi dan melawan. Kalau berhasil, naka virus dapat
terbasmi habis. Tetapi jika gagal virus akan tetap tinggal dan memnyebabkan
hepatitis B kronis (si pasien sendiri menjadi karier atau pembawa virus seumur
hidupnya). Dalam seluruh proses ini, liver mengalami peradangan dan itulah yang
disebut hepatitis (peradangan liver). Virus hepatitis B memiliki dampak yang
amat serius dimana sekitar 80% hepato celluler carcinoma (kanker hati) di
seluruh dunia disebabkan oleh virus ini.
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
4.
Penyebaran
Ditularkan
lewat darah. Jadi, hepatitis B menyebar ketika terjadi kontak dengan darah yang
terinfeksi, cairan tubuh (sperma), atau hubungan seksual. Untungnya hepatitis B ini tidak bisa menembus pori-pori
kulit karena ukurannya yang relative besar. Namun jika ada luka sedikit saja,
virus ini dengan cepat segera masuk. Selain itu, karena ukurannya yang besar
itu, virus hepatitis B tidak bisa ditularkan dari ibu kepada janinnya, kecuali
jika ada kebocoran diplasenta, misalnya akibat pengambilan cairan amniotic di
plasenta. Namun demikian penyebaran dari ibu ke bayi mudah terjadi, terutama
saat bayi lahir (ketika darah keduanya bercampur). Kalu bayi-bayi itu tidak di
vaksinansi saat lahir, bayi akan menjadi carrier seumur hidup, bahkan nantinya
bisa menderita gagal liver dan kanker liver.
Selain itu penyakit ini menular melalui hubungan seksual,
penggunaan obat jarum suntik yang terkontaminasi, akupuntur, tato dan tranfusi
darah.
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
5.
Tanda
dan gejala
·
Mual muntah
Mual muntah terjadi
tentunya disebabkan oleh tekanan hebat terhadap liver yang membuat keseimbangan
tubuh tidak terjaga.
·
Diare
Virus lewat duodenum,
jejunum, ileum menembus sel tanpa lisis viremia atau infeksi lokal karena
keracunan. sehingga usus tidak bisa
menyerap air secara maksimal, akibatnya terjadi diare.
·
Anorexia
Hilangnya nafsu makan
yang ekstem dikarenakan adanya rasa mual muntah.
·
Penyakit kuning
(ikterus)
Terjadi
gangguan pada hepar sehingga tidak bisa melakukan fungsinya dalam mengontrol
pengeluaran bilirubin, sehingga kadar bilirubin meningkat dan terjadi hiperbilirubinemia
atau ikterus.
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
6.
Kehamilan
dengan hepatitis B
Resiko keseluruhan dari infeksi neonatal kira-kira 75%
jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga atau masa nifas ; dan resiko ini jauh
lebih rendah (5-10%) jika ibu terinfeksi pada awal kehamilan. Sebagian besar
infeksi pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi saat persalinan dan kelahiran
atau melalui kontak ibu bayi, daripada secara transplasental. Walaupun sebagian
besar bayi-bayi menunjukkan tanda infeksi ikterus ringan, mereka cenderung
menjadi carrier. Status carrier ini dipertimbangkan akan menjadi sirosis
hepatis dan karsinoma hepatoseluler. Infeksi kronik terjadi kira-kira 90% pada
bayi yang terinfeksi, 60% pada anak < 5 tahun dan 2%-6% pada dewasa.
Diantaranya, seseorang dengan infeksi kronik HBV, resiko kematian dari sirosis
dan karsinoma hepatoselular adalah 15% - 25%.
Infeksi HBV bukan merupakan agen teratogenik. Bagaimanapun, terdapat insidens berat lahir rendah yang lebih tinggi diantara bayi-bayi dengan ibu yang menderita infeksi akut selama hamil. Pada satu penelitian hepatitis akut maternal (tipe B atau non-B) tidak mempengaruhi insidens dari malformasi kongenital, lahir mati, abortus, atau malnutrisi intrauterin. Tetapi, hepatitis akut menyebabkan peningkatan insidens prematuritas.
Infeksi HBV bukan merupakan agen teratogenik. Bagaimanapun, terdapat insidens berat lahir rendah yang lebih tinggi diantara bayi-bayi dengan ibu yang menderita infeksi akut selama hamil. Pada satu penelitian hepatitis akut maternal (tipe B atau non-B) tidak mempengaruhi insidens dari malformasi kongenital, lahir mati, abortus, atau malnutrisi intrauterin. Tetapi, hepatitis akut menyebabkan peningkatan insidens prematuritas.
7. Penanganan
a.
Antepartum
-
Mendapat
kombinasi antibodi pasif (immunoglobulin) dan imunisasi aktif vaksin hepatitis
B
-
Tidak minum alkohol
-
Menghindari
obat-obatan yang hepatotoksis seperti asetaminofen yang dapat memperburuk
kerusakan hati
-
Tidak
mendonor darah, bagian tubuh dan jaringan
-
Tidak
menggunakan alat pribadi yang dapat berdarah dengan orang lain misalnya sikat
gigi dan pisau cukur
-
Menginformasikan
pada Dokter Anak, Kandungan Kebidanan dan perawat bahwa mereka carrier
hepatitis B
-
Memastikan
bahwa bayi mereka mendapat vaksin hepatitis B waktu lahir, umur 1 bulan, dan 6
bulan
-
Kontrol
sedikitnya setahun sekali ke dokter pribadi
-
Mendiskusikan
resiko penularan dengan pasangan mereka dan mendiskusikan pentingnya konseling
dan pemeriksaan
b.
Persalinan
Walaupun persalinan secara seksio sesarea sudah
dianjurkan dalam arti untuk penurunan transmisi HBV dari ibu ke anak, jenis
persalinan ini tidak berarti secara bermakna dapat menghentikan transmisi HBV. Tetapi
seksio sesarea sangat disarankan oleh Centers for Disease Control (CDC) dan American College of Obstetricians and
Ginyecologists (ACOG).
c.
Bayi daru lahir
Bayi yang
lahir dari ibu yang terinfeksi (termasuk carrier HBsAg kronik) harus di terapi
dengan kombinasi dari antibodi pasif (immunoglobulin) dan aktif imunisasi
dengan vaksin hepatitis B.
d.
Menyusui
Dengan imunoprofilaksis hepatitis yang sesuai, menyusui
tidak memperlihatkan resiko tambahan untuk penularan dari carrier virus
hepatitis B.
C.
HEPATITIS
C
1.
Pengertian
Hepatitis
C (HCV), dulu dikenal dengan hepatitis non-A non-B. Virus hepatitis C adalah
virus RNA rantai tunggal dalam rumpun Flaviviridae. Masa inkubasi terjadi setelah terpapar HCV 8 – 9 minggu.
2.
Penyebab
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV).
Virus ini menyerang liver dan menyebabkan peradangan berat dengan komplikasi
jangka panjang.
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
3.
Patofisiologis
Hepatitis berarti pembengkakan pada hati. Banyak macam
dari virus Hepatitis C. Dalam banyak kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh,
mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu aktivitas normal dari
sel
tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus
Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat.
http://www.medicastore.com/
4.
Penyebaran
Penularan
Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan
jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari
banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau
mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan
pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti
sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C
melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu
pasangan.
Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang
terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya.
Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan
Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui
tidak menularkan Hepatitis C.
http://www.medicastore.com/
5.
Tanda
dan gejala
·
Anoreksia
Hilangnya
nafsu makan yang ekstem dikarenakan adanya rasa mual muntah.
·
Mual muntah
Mual muntah terjadi
tentunya disebabkan oleh tekanan hebat terhadap liver yang membuat keseimbangan
tubuh tidak terjaga.
·
Penyakit kuning
Terjadi
gangguan pada hepar sehingga tidak bisa melakukan fungsinya dalam mengontrol
pengeluaran bilirubin,
sehingga
kadar bilirubin meningkat dan terjadi hiperbilirubinemia atau ikterus.
Misnadiarly.
Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor Populer. Jakarta. 2007.
6.
Kehamilan
dengan Hepatitis C
Meskipun
hanya terdapat sedikit data terbaru tentang infeksi HCV pada kehamilan, data
yang ada tidak menunjukkan peningkatan resiko malformasi kongenital, distress
fetal, lahir mati atau prematur. Wanita dengan HCV dan janinnya tidak mempunyai
resiko yang lebih besar terhadap komplikasi obstetrik atau perinatal
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Tidak terdapat kontraindikasi untuk hamil hanya berdasar
pada HCV saja.
Efek Kehamilan pada HCV
Sangat kecil yang dilaporkan pada efek kehamilan pada
perjalanan infeksi HCV. Kurang dari 10 % memperlihatkan peningkatan
transaminase, dan pada kebanyakan kasus penurunan ALT sewaktu hamil dilaporkan
dengan postpartum rebound. Diperkirakan bahwa produksi interferon endogen oleh
unit fetoplasental memegang peranan penting pada perjalanan penyakit sewaktu
hamil. Kholestatis sewaktu hamil lebih sering pada wanita terinfeksi HCV.
Kadang-kadang, wanita dapat penyakit hati lanjutan dan komplikasi seperti
varises esofagus dan koagulapati, resiko terhadap perdarahan sewaktu persalinan
dan kemungkinan rupture varises.
Efek pada Neonatus
Angka transmisi vertikal yang dilaporkan berkisar 0 – 36
%, dengan rata-rata 5-6 %. Resiko penularan pada mereka dengan infeksi HIV
sampai 44 %. Walaupun bukti yang ada menyatakan bahwa periode intrapartum
merupakan waktu utama untuk transmisi, pentingnya hubungan antara intrauterin
dan intrapartum tetap tidak bisa dipungkiri.
HCV bukan berupa agen teratogenik. Bayi yang lahir dari
ibu dengan HCV positif tidak memperlihatkan komplikasi neonatal. Anak yang
terinfeksi kemungkinan besar akan menjadi kronis. Harus diingat bahwa semua
bayi baru lahir akan mempunyai antibodi dari maternal.
Menyusui
HCV RNA dan antibodi antiHCV dapat dideteksi pada
kolostrum dan air susu ibu. Namun,
kebanyakan tidak terdapat kasus penularan lewat menyusui yang dilaporkan.
Karena itu, menyusui bukan merupakan kontraindikasi.
7.
Penanganan
a.
Prekonsepsi
Idealnya penanganan prenatal harus dimulai pada konsultasi prekonsepsi dengan dokter dengan pengetahuan tentang penanganan hepatitis C atau penyakit infeksi pada kehamilan. Harus termasuk diskusi tentang riwayat asal penyakit, implikasi pada kehamilan, konsekuensi pada janin, resiko penularan vertikal, dan terapi. Seperti dalam semua kunjungan prekonsepsi, riwayat medik lengkap dan pemeriksaan fisik harus dilakukan, tapi dengan acuan khusus yang penting terhadap hepatitis C, termasuk :
Idealnya penanganan prenatal harus dimulai pada konsultasi prekonsepsi dengan dokter dengan pengetahuan tentang penanganan hepatitis C atau penyakit infeksi pada kehamilan. Harus termasuk diskusi tentang riwayat asal penyakit, implikasi pada kehamilan, konsekuensi pada janin, resiko penularan vertikal, dan terapi. Seperti dalam semua kunjungan prekonsepsi, riwayat medik lengkap dan pemeriksaan fisik harus dilakukan, tapi dengan acuan khusus yang penting terhadap hepatitis C, termasuk :
· Riwayat medik sekarang: diagnosa, perjalanan penyakit,
adanya komplikasi
·
Riwayat
medis dahulu: kondisi hati
·
Riwayat
obstetrik dahulu: transfusi, kholestasis, HELLP
·
Riwayat
obat:
- resep obat yang hepatoksik
- terapi interferon dan ribavirin
- obat bebas seperti asetaminofen
- penyalahgunaan obat dimana pernah menggunakan suntikan
obat
· Riwayat alkohol, pentingkan untuk ditekankan efek negatif
alkohol dalam perjalanan penyakit
·
Fungsi
hati
· Kekebalan terhadap hepatitis A dan B harus diketahui dan
pemberian imunisasi harus sesuai
·
Terapi
kombinasi harus lengkap untuk sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum hamil.
b.
Prenatal
Wanita yang peduli status positif HCVnya harus berkonsultasi dengan dokternya segera selama masa kehamilan untuk penanganan prenatal yang luas. Pemeriksaan awal baik kesehatan fisik umum dan fungsi hati akan menentukan pendekatan dari tim multidisiplin. Hanya kira 30 % dari populasi yang terinfeksi HCV peduli keadaannya, awal kehamilan juga merupakan waktu terbaik untuk mengetahui perkembangan lanjut melalui :
Wanita yang peduli status positif HCVnya harus berkonsultasi dengan dokternya segera selama masa kehamilan untuk penanganan prenatal yang luas. Pemeriksaan awal baik kesehatan fisik umum dan fungsi hati akan menentukan pendekatan dari tim multidisiplin. Hanya kira 30 % dari populasi yang terinfeksi HCV peduli keadaannya, awal kehamilan juga merupakan waktu terbaik untuk mengetahui perkembangan lanjut melalui :
·
Penting
pemeriksaan lanjut untuk mencari faktoràPemeriksaan
umum resiko seperti pada kunjungan awal
dan berkala. Jumlah kunjungan harus ditentukan berdasarkan kondisi umum dan
obstetrik pasien. Pasien tidak boleh mengkonsumsi alkohol. Lebih baik tidak
menggunakan obat yang berpotensial hepatotoksik atau memerlukan metabolisme
hati selama hamil.
·
Pemeriksaan fungsi
hati, aminotransferase,àPemeriksaan
laboratorium albumin, bilirubin, Anti
HBs, Anti HA total atau IgG, HCV RNA kualitatif.
·
Monitor
kehamilan Fungsi hati termasuk
transaminasi harus diperiksa setiap trimester.
·
Diagnosis
USG Indikasi pemeriksaan USG diagnosis
tidak berbeda dengan pemeriksaan wanita hamil umumnya.
·
Tidak
terdapat data menyangkut prosedur sepertiàTindakan
invasif amniosentesis, contoh darah
janin atau biopsi korionik vili dan resiko penularan vertikal.
c. Intrapartum
Meskipunà• Cara melahirkan berdasarkan penelitian retrospektif bahwa angka penularan yang rendah dengan seksio sesarea, tapi wanita dengan HCV diperkenankan untu melahirkan spontan kecuali terdapat masalah obstektrik. Tidak perlu untuk mengisolasi ibu dan anak.
Infeksi HCVà• Induksi persalinan bukan merupakan indikasi untuk induksi persalinan. Persalinan diperkenankan spontan jika tidak terdapat masalah lain.
Meskipunà• Cara melahirkan berdasarkan penelitian retrospektif bahwa angka penularan yang rendah dengan seksio sesarea, tapi wanita dengan HCV diperkenankan untu melahirkan spontan kecuali terdapat masalah obstektrik. Tidak perlu untuk mengisolasi ibu dan anak.
Infeksi HCVà• Induksi persalinan bukan merupakan indikasi untuk induksi persalinan. Persalinan diperkenankan spontan jika tidak terdapat masalah lain.
d.
Postpartum
·
Kebersihan
umum dan bahan yang berpotensial terinfeksiàPemeriksaan
umum
·
HCV
RNA dan antibodi anti HCV terdapat pada kolostrum danàMenyusui susu ibu. Namun tidak terdapat kasus
penularan melalui menyusui, jadi menyusui bukan kontraindikasi
·
Kontrasepsi
e.
Penanganan Bayi Baru Lahir
·
Bayi
dapat dirawat sesuai penanganan RS umumnya. IbuàPenanganan
umum tidak perlu penanganan khusus
seperti menggunakan sarung tangan, masker, dan sterilisasi ektra.
Semua bayi darià• Pemeriksaan bayi ibu dengan HCV pasti positif untuk anti HCV waktu lahir. Bayi yang tidak terinfeksi biasanya hilang antibodinya sewaktu umur 12-15 bulan. Makin tinggi kadar ibu, makin lama menghilang. à• Imunisasi bayi Sebagai tambahan imunisasi rutin, imunisasi hepatitis B harus diberikan pada masa postnatal. Jika ibu HBsAg positif, imunisasi pasif dan aktif yang sesuai harus diberikan dalam bentuk immunoglobulin hepatitis B dan vaksin hepatitis B. Vaksinasi hepatitis A harus diberikan pada umur 1 tahun.
Semua bayi darià• Pemeriksaan bayi ibu dengan HCV pasti positif untuk anti HCV waktu lahir. Bayi yang tidak terinfeksi biasanya hilang antibodinya sewaktu umur 12-15 bulan. Makin tinggi kadar ibu, makin lama menghilang. à• Imunisasi bayi Sebagai tambahan imunisasi rutin, imunisasi hepatitis B harus diberikan pada masa postnatal. Jika ibu HBsAg positif, imunisasi pasif dan aktif yang sesuai harus diberikan dalam bentuk immunoglobulin hepatitis B dan vaksin hepatitis B. Vaksinasi hepatitis A harus diberikan pada umur 1 tahun.
http://www.bluefame.com/lofiversion/index.php/t82109.html
D.
JURNAL HEPATITIS
Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester
kehamilan dengan angka kejadian yang sama; tetapi Siegler dan Keyser
mendapatkan angka 9.5% hepatitis virus terjadi pada trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58,5%
terjadi pada trimester III
Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa
kelas I dan kelas II sebanyak 60 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Mei
2003. Pengambilan data menggunakan kuesioner terstruktur dan pemeriksaan
hepatitis B surface antigen (HBsAg) dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan
semarang. Data diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan
tekstular.
Hasil penelitian yang didapat adalah 2
orang siswa (3,7%) pernah transfusi darah, 7 orang siswa (11,7%) mempunyai
anggota keluarga yang pernah menderita hepatitis B, 58 orang siswa (96,7%)
pernah menggunakan lancet tidak sekali pakai dan 52 orang siswa (86,7%) tidak
pernah vaksinasi hepatitis B. Pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan hepaitis
B surface antigen menurut riwayat transfusi darah, riwayat hepatitis B dalam
keluarga, penggunaan lancet, praktek cuci tangan, jenis kelamin, dan status
vaksinasi hepatitis B.
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis
virus adalah sama dengan wanita tidak hamil pada usia yang sama. Terdapat
penelitian yang mengatakan bahwa di negara sedang berkembang, wanita hamil
lebih mudah terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan keadaan
nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik. Jadi, tetap jagalah kebutuhan
nutrisi dan hygiene diri Anda sebelum dan selama kehamilan. Hepatitis virus
dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian yang sama,
tetapi Siegler dan Keyser (para peneliti) mendapatkan angka 9.5% hepatitis
virus terjadi pada trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58,5%
terjadi pada trimester III. Gambaran klinik, laboratorium, dan histopatologi
adalah sama dengan penyakit hepatitis virus pada orang tidak hamil.